Jadwal Kereta Api Lokal Merak – Rangkas Bitung

Adakah yang pernah mudik lebaran dengan menggunakan jasa Kereta Api Lokal Merak – Rangkas Bitung? Berapa maksimal tiket yg akan dijual setiap gerbongnya? Sedangkan kapasitas setiap gerbongnya 104 penumpang.

Harga tiket KA Lokal Merak memang sangat terjangkau. Ya, hanya Rp. 3.000 sudah bisa menikmati perjalanan sejauh +- 70 km. Ada empat unit AC yang selalu mendinginkan gerbong dan 1 toilet di setiap gerbongnya. Oh iya, tiket hanya bisa dibeli di tempat (go show) di setiap stasiun yak alias tidak bisa dibeli secara online. Tiket yang dijual juga tanpa tempat duduk, jadi siapa cepat masuk ke dalam gerbong, dialah yang akan mendapatkan tempat duduk.

Jadwal lengkapnya bisa dilihat di bawah yak.

Jadwal Kereta Api Merak – Rangkas Bitung

Tarif Penyebrangan Tg. Punggur (Batam) – Tg. Balai Karimun by Roro ASDP

Berikut adalah daftar tarif penyebrangan dari Telaga Punggur (Batam) ke Tanjung Balai Karimun (Karimun) menggunakan jasa kapal Roro PT. ASDP per Januari 2016.

image

FYI, ada dua cara untuk menyebrang ke Tanjung Balai Karimun dari Batam atau sebaliknya.

Pertama, dari pelabuhan Sekupang, Batam yang hanya melayani orang saja (kapal penumpang / ferry) yang waktu tempuhnya lebih cepat.

Sedangkan yang kedua dari Telaga Punggur, Batam yang melayani penumpang orang dan kendaraan. Tentunya waktu tempuhnya lebih lama karena menggunakan kapal roro.

Tarif Penyebrangan Tg. Punggur (Batam) – Tg. Uban (Bintan) by Roro ASDP

Berikut adalah daftar tarif penyebrangan dari Telaga Punggur ke Tanjung Uban mengunakan kapal Roro-nya PT. ASDP per Januari 2016.

image

Informasi di atas dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan seseorang untuk membawa kendaraan dari Batam atau menyewa kendaraan di Bintan jika warga Batam ingin piknik di Bintan.

Silahkan dihitung plus minus-nya gaes…

Menikmati Freestyle BMX di IIUSF 2014 Batam

Sekilas tentang IIUSF 2014

Hajatan Indonesia International Urban Sport Festival 2014 digelar di Harbour Bay, Batam dan waktu hajatannya dari tanggal 28 – 31 Desember 2014. Walaupun saya baru mendapatkan event ini pada tanggal 30 Desember 2014 dari akun Path kawan yang posting tiket event tersebut, saya langsung googling untuk mencari tahu lebih detail tentang event ini. Menurut tautan ini, IIUSF merupakan salah satu wadah baru bagi pelaku olahraga ekstrem di Indonesia.

Poster Counterpain IIUSF 2014

Poster Counterpain IIUSF 2014

Poster Counterpain Indonesia International Urban Sport Festival (IIUSF) 2014 sudah cukup menjelaskan ada apa saja dalam event tersebut. Ada BBoy, BMX, Skateboard, Fun Climbing, Reggae Party, DJ Party dan banyak lagi. Setelah mendapat informasi secara detail, saya langsung meluncur ke Harbour Bay untuk membeli tiket tersebut dan sepulang kerja saya langsung meluncur ke Harbour Bay untuk menikmati event ini.

BMX Competition

Begitu tiba di lokasi, wall climbing yang menjulang tinggi, panggung yang kokoh dan arena BMX, Skateboard sangat terlihat jelas kemudian saya langsung mencari spot BMX bermain yang berada persis di depan panggung. Setelah tanya-tanya ke penonton lain (karena pengeras suara BMX kalah saing dengan pengeras suara di arena BBoy) ternyata BMX rider ini berasal dari beberapa kota seperti Batam (horeeee, tuan rumah memang harus ikutan), Tanjung Pinang, Pekanbaru Medan, Palembang, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Jakarta dan Serang dan ada rider yang berasal dari luar negeri (Malaysia) karena event ini berskala international.

BMX rider sedang beraksi menghibur penonton IIUSF 2014

BMX rider sedang beraksi menghibur penonton IIUSF 2014

Setiap BMX rider diberi kesempatan beberapa menit untuk melakukan pemanasan atau orientasi medan untuk mengukur area lomba yang tentunya akan dijadikan bahan untuk merancang strategi agar para BMX rider dapat menampilkan style terbaiknya dalam ‘bercumbu‘ dengan sepeda masing-masing sehingga penonton dapat terhibur dan berdecak kagum melihat penampilan para BMX rider. Continue reading

Snorkeling kat Pulau Mapur, Bintan – Kepulauan Riau (Hari 3)

Senin, 31Maret 2014

Menurut pengakuan Agas sih, view sunrise dari pantai Larang seronok lho. Ya, alhasil kami pun memaksakan bangun dari tidur lebih pagi hanya untuk menyaksikan sunrise.

Sunrise di pantai Larang

Sunrise di pantai Larang

Aktivitas yang kami lakukan di hari ketiga hampir sama dengan hari ke dua. Bedanya hanya tidak ada tim yang mengambil air, karena Puji sudah mengambil air yang cukup sampai siang ini. Selesai mengisi perut tentunya kami langsung snorkeling / bekarang lagi. Iya, target kami disini harus muntah gegara snorkeling. Puas-puasin snorkeling mumpung masih ada waktu sampai jam 2 siang karena hari ini adalah hari terakhir kami di pantai Larang.

swimming, snorkeling on the beach every time

swimming, snorkeling on the beach every time

Pantai sih kotor tapi lautnya coy, buening

Pantai sih kotor tapi lautnya coy, buening

Hasil tangkapan rangeu & kima

Hasil tangkapan rangeu & kima

Melihat teriknya matahari makin memperkuat rasa malas untuk packing. Kurang lebih pukul 14.00 wib kami sudah selesai packing, semua perlengkapan dan alat yang kami baca sudah dipastikan masuk ke dalam carrier dan daypack. Sedih juga sih harus segera balik ke rumah Pak RT, padahal kami belum ada yang muntah lho. Mudah-mudahan next time kami bisa berkunjung kesini lagi dan dengan durasi waktu yang lebih lama. AMIIIIIIIIIIIIIIN…

selesai juga packing-nya

selesai juga packing-nya

Jalur pulang ke rumah Pak RT berbeda dengan jalur keberangkatan. Hal ini dipilih karena untuk penghematan tenaga. Iya, jika memilih jalur yang sama dengan jalur keberangkatan sangat membutuhkan banyak tenaga untuk susur pantai (naik-turun batu tepi laut). Berbeda jika lewat jalur pulang yang kami pilih. Jalannya full jalan setapak, hanya akan menemui jalur yang naik-landai-turun untuk melewati beberapa bukit. Pertimbangan lainnya adalah untuk merasakan kedua jalur untuk menuju pantai Larang dari rumah Pak RT.  Continue reading

Snorkeling kat Pulau Mapur, Bintan – Kepulauan Riau (Hari 2)

SEMANGAT PAGI MAPUR……

Perarian pantai Larang

Perarian pantai Larang

Walaupun hari sudah pagi tapi serangga agas masih saja berkeliaran dan menghinggapi tubuh. Ternyata Agas masih mancing dan ditemani oleh dedek Landak. Puji pun terbangun dan segera cek lokasi tandon air yang ada disekitar camp area. Menurut GPS, lokasi tandon air ada di latitude 1.015892 & longitude 104.821461 yang artinya hanya berjarak 18.2 m dari tenda. Kabar buruk tak bisa disembunyikan oleh Puji. Iya, ternyata tandon tidak ada airnya alias kering karena musim kemarau panjang. Akhirnya, Puji dengan baik hati akan mengambil air ke sumur yang ada di sekolah. Jauh memang tapi mau tidak mau harus ambil air disana. Tak tau lagi lah kalau tak ada babang Puji yang nak ambek air kat prigi sekolah sane.

kami punya hotel

kami punya hotel

Sementara itu, dedek Sanah sudah menyiapkan sarapan dan berkolaborasi sama dedek Landak. Memang lah, dedek-dedek ini baik kali sama babang-babang nih. Baik kali pooooooooooooooooooon, ujar dedek-dedeknye. Selesai sarapan kami langsung menyiapkan snorkeling gear untuk nengokin terumbu karang dan ikan yang ada di perairan pantai Larang. Padahal masih jam 7.32 wib lho, mungkin bagi sebagian orang jam segitu masih kepagian untuk ber-snorkeling ria (bekarang). Bagaimana caranya  menuju spot snorkeling? Naik kapal pompong lagi kah? Tidak, kami cukup dengan renang beberapa meter dari bibir pantai, kami sudah menenukan terumbu karang yang masih bagus.

Spot Snorkeling

Spot Snorkeling

Mari bekarang

Mari bekarang

Time to bekarang dan matahari perlahan naik

Time to bekarang dan matahari perlahan naik

Air laut memang masih terasa dingin karena matahari belum nampak betul. Air lautnya pun belum terlihat bening karena masih minimnya sinar matahari. Tapi tak ape lah, yang berkarang waaaaaay. Karena belum punya alat yang bisa ngambil gambar di dalam air, jadi hanya bisa menikmati view dengan mata saja. Selesai berkarang, Puji pun belum tiba dari ngambil air padahal waktu di jam tangan kami sudah di angka 9 lho. Survival mode on….. Berjalan ke arah pantai Belakang untuk memetik kelapa, karena disekitaran pantai Larang pohon kelapanya tidak berbuah. Continue reading

Snorkeling kat Pulau Mapur, Bintan – Kepulauan Riau (Hari 1)

Lokasi Pulau MapurYups, pengajuin cuti nyangkul dari 28 Maret – 1 April 2014 pun approved oleh sang Bos. Iya, liburan kali ini akan saya manfaatkan untuk seruntulan ke salah satu pulau terluar di sisi timur Kepulau Riau. Sebut saja, Pulau Mapur yang masih masuk dalam wilayah kabupaten Bintan. Menurut kepri.travel, Pulau Mapur memiliki luas 4.400 meter persegi dengan jumlah penduduk sekitar 267 KK. Di sisi Utara, perairannya berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan Malaysia, sisi Selatan berbatasan dengan Kelong sedangkan di sisi Barat berbatasan dengan Kecamatan Gunung Kijang. Sejak tahun 2006, pemerintah telah mengembangkan perairan Pulau Mapur sebagai kawasan konservasi terumbu karang, yang fokus pada pemeliharaan biota bawah laut.

Seruntulan kali ini sudah direncanakan jauh-jauh hari. Jumat, 28 Maret 2014 pukul 09.30 wib saya dan Pansus pun berangkat dari Tiban untuk menuju pelabuhan Telaga Punggur, Batam. Karena masing-masing membawa carrier, maka terpaksa harus menggunakan motor masing-masing. Dengan jarak 28,5 km waktu 45 menit kami habiskan untuk perjalanan Tiban – Tg Punggur dan setibanya di pelabuhan Tg Punggur, kami langsung mengarah ke area parkir inap motor. Seperti biasa, kami pun disambut oleh “kicauan” para petugas loket yang menawarkan jasa penyebrangannya. Tarif per orang untuk penyebrangan Tg Punggur – Tg Pinang seharga Rp 55.000 per orang + biaya peron sebesar Rp 2.000,-. Tiban - Punggur

Setibanya di pelabuhan Tg Pinang, Pansus langsung koordinasi dengan Agas yang sebelumnya sudah janjian untuk menjemput kami. Tiga puluh menit kemudian, adik-adiknya Agas menghampiri kami untuk melanjutkan perjalanan ke sekretariat Mahapala Umrah di Senggarang. Untuk mempercepat kami memilih untuk lewat kampung bugis. Iya, hanya diperlukan 15 menit untuk tiba di kampung bugis dengan menggunakan pompong dari pelantar 4. Tidak rugi pulak sih, karena biaya penyebrangannya hanya Rp 5.000,- per orang. Dari pelabuhan kampung bugis, kami dijemput juga oleh tim-nya Agas.  Continue reading

Seruntulan ke Dabo di Pulau Singkep, Lingga, Kepulauan Riau [Part 3]

Alkisah di hari Sabtu tanggal 10 Agustus tahun 2013

Semangat pagi Dabo. Pagi ini kami disambut dengan hujan. Bangun tidur jam 6 pagi ada yang langsung mandi dan ada pula yang masih bergumul dengan kasur. Target pagi ini adalah mandi di Air Panas kaki Gunung Lanjut.

Air hujan dari langit Bukit Kabung sudah habis dan waktu pun menunjukan jam 7.30. Dengan segera kami meluncur dari basecamp menggunakan sepeda motor untuk menuju pemandian air panas yang terletak di kaki Gunung Lanjut.

Perjalanan kami ternyata melewati salah satu pembangkit listrik tenaga diesel yang menerangkan sebagian listrik di Pulau Singkep. Setelah melewati PLTD tersebut jalan beraspal pun menghilang. Nampaknya pengaspalan jalan belum selesai karena disana masih ditemui tumpukan batu kerikil. Selama perjalanan dapat dilihat di kanan-kiri jalan kolong yang tentunya sudah digenangi oleh air.

Kolong

Kolong

Kondisi jalan pun semakin memburuk. Tanah merah yang baru saja dibasuhi air hujan membuat kondisi jalan menjadi licin. Disini harus pandai memilah-milah jalan untuk kenyamanan berkendara. Setelah melewati beberapa jembatan akhirnya kami pun tiba di pemandian air panas. Keluarin uang dari dompet untuk membayar tiket masuk. Untuk dewasa ditukar dengan mahar sebesar Rp 3.000 per orang.

Pemandian Air Panas Gunung Lanjut

Pemandian Air Panas Gunung Lanjut

Menurut cerita Tiara, tempat wisata pemandian air panas ini sudah ditangani oleh pemerintah daerah. Ada beberapa pondok / panggung yang digunakan sebagai tempat duduk/tas/makanan pengunjung. Kolam renang/mandi terbagi menjadi 3 bagian yang masing-masing kolamnya mempunyai tingkat suhu kepanasan yang berbeda. Satu (1) kolam yang diperuntukan khusus untuk anak-anak dan 4 kamar mandi untuk membilas badan.

Kolam Air Panas

Kolam Air Panas

Papan digunakan sebagai alas kolam pemandian agar pengunjung tidak langsung menyentuh/menginjak belerang atau sumur sumber air panas tersebut. Sumber air panas ini berasal dari belerang Gunung Lanjut. Oh iya, kami belum tau berapa ketinggian Gunung Lanjut.

Di tempat ini sangat cocok untuk menyantaikan diri karena lokasinya yang ada di bawah kaki Gunung Lanjut yang sudah pastinya mempunya hawa yang dingin tetapi kita bisa berendam di kolam yang berisi air hangat/panas.

Cukup 30 menit kami berendam di kolam air panas, jadi tepat pada pukul 9.20 kami kembali bergerak menuju target selanjutnya yaitu air terjun Batu Ampar. Atas petunjuk Ribud maka kami pun melewati jalur pintas yang melewati hutan dan kebun. Jalan yang kami lalui itu merupakan jalan yang dulu digunakan untuk mengangkut timah hasil penambangan.

Selama perjalanan menuju Batu Ampar banyak ditemukan kolong. Ada yang air warnanya hijau sampe ke yang berwarna agak hitam. Pemandangan dijalur yang kami lalui pun tidak mengecewakan. Kanan kiri terdapat hutan yang berbukit dan dikejauhan sana juga terlihat jelas Gunung Lanjut.

Gunung Lanjut

Gunung Lanjut

Di dalam hutan sana juga banyak ditemukan pondok/rumah yang digunakan sebagai tempat istirahat masyrakat yang berkebun. Pohon karet sangat banyak ditemukan disana jadi sebagian masyarakat pun berprofesi sebagai petani karet.

Setelah ditungak-tengok ternyata ban belakang motornya Ribut bocor. Ini masih ditengah hutan loh. Akhirnya Ribut pun dibiarkan bermotor sendirian tanpa boncenger. Jadi motor yang dikendarai oleh Adib pun akhirnya tumpuk tiga (macam nesting).

Rumah-rumah penduduk pun mulai nampak yang berarti juga jalan raya (aspal) semakin dekat. Tukang tambal ban pun pasti akan mudah dijumpai. Kami biarkan Ribut melipir ke bengkel untuk menambal ban yang bocor dan kami menungu sambil beristirahat sejenak tepat di simpang masuk wisata Batu Ampar.

Simpang Batu Ampar

Simpang Batu Ampar

Ribut sudah bergabung lagi dengan tim dan waktu menunjukan pukul 11.11 maka tidak buang waktu untuk kembali bergerak menuju air terjun Batu Ampar. Ternyata hanya butuh waktu 8 menit untuk tiba di Air Terjun Batu Ampar.  Continue reading

Seruntulan ke Dabo di Pulau Singkep, Lingga, Kepulauan Riau [Part 2]

Alkisah di hari Jumat tanggal 9 Agustus tahun 2013

Rombongan terpecah dari beberapa wilayah, dari Sei Panas, Batam Center, Tiban dan Sagulung. Meeting point di Batu Aji. Nah pada H-1 kami sepakat janjian untuk jam 7 pagi sudah sampai di Batu Aji. Karena masih musim mudik dikhawatirkan kehabisan tiket kapal dari Telaga Punggur ke Jagoh, Dabo.

Akhirnya gerombolan dari Sagulung lah yang betul-betul ontime tiba di Batu Aji. Tapi karena kecewa akhirnya blok Sagulung pun putar kompas lagi ke Sagulung. Sekalian lewat saia pun akhirnya jemput juga blok Sagulung. Langsung berangkat ke meeting point tapi blok Tiban belum juga muncul, apalagi blok Sei Panas

Memasuki jam 8 pagi blok Tiban dan Sei Panas pun menampakan dirinya di meeting point. Jam 8.25 kami take off ke pelabuhan Tanjung Punggur dengan menumpangi roda empat sang Boss. Jalanan masih relatif sepi tapi tidak berlaku di sekitaran pelabuhan Telaga Punggur. Kami pun tidak kebagian memarkirkan roda empat sang Boss di dalam area pelabuhan. Dapatlah lapak untuk memarkirkan itu roda empat tidak jauh dari pelabuhan Telaga Punggur.

Tiket Ferry Tg Punggur - Dabo

Tiket Ferry Tg Punggur – Dabo

Babang Basten pun kami utus untuk membeli tiket kapal. Tiket sudah dipegang, namun karena masih jam 9.05 maka kami putuskan untuk ngupi dan ngeteh di kedai sekalian sarapan. Jam 9.45 kami mulai memasuki dan menaiki kapal KM Marina Baru yang sudah siap menghantarkan kami ke Dabo, Pulau Singkep.

Tepat jam 10.15 KM Marina Baru mulai melepaskan sandaran dari pelabuhan Tanjung Punggur. Tidak begitu banyak penumpang yang ada di dalam kapal, tidak seperti kapal tujuan Tanjung Pinang yang masih ‘bejubel’. Clangak-clinguk menikmati pemandangan lewat jendela sambil cek posisi di GPS dan ternyata kapal yang kami tumpangi itu melewati jembatan 3 Barelang. Buru-buru lah kami ngacir ke atap kapal untuk benar-benar menikmati perjalanan. Tak lupa kami juga ambil gambar sebagai dokumentasi bahwa kami pernah menaiki kapal yang melewati jembatan 3 Barelang tersebut.

Under Jembatan 4 Barelang

Under Jembatan 4 Barelang

Tidak jauh dari jembatan 3 kami melihat tebing disebelah kiri kapal yang sangat mungkin digunakan untuk latihan panjat tebing. Kalo tidak melenceng tebing tersebut berada di latitude -0.87024, longitude 104.09218

Tebing Panjat

Tebing Panjat

Masih menikmati perjalanan sambil disuguhi lukisan “nyata” nya sang Khalik. Angka di jam tangan sudah menujukan 12.40 wib. Tepat disebelah kiri kami melihat hamparan pasir putih yang sangat panjang dan mungkin juga indah untuk dinikmati. Kemungkinan posisi pasir putih itu ada di latitude -0.19123, longitude 104.336716 dan menurut database navitel itu pulau bernama Pulau Blandoh Besar. Dan kalau dilihat dari penampakan di google nampaknya itu pulau tak berpenghuni manusia.

Pulau Blandoh Besar

Pulau Blandoh Besar

Disebelah kanan kapal nampak rumah-rumah penduduk Pulau Cempa. Menurut salah satu penumpang masyarakat pulau Cempa salah satu penghasil ikan teri yang dikirim ke Tanjung Pinang. Ternyata disana juga terdapat sekolah SD sampai SMP + tower BTS telekomunikasi.

Pulau Cempa

Pulau Cempa

Perut mulai mengeluarkan suara yang khas, tapi perjalan belum nampaknya masih jauh. Wait and see mode on terlihat dari kejauhan disebelah kiri kapal adalah Gunung Daik yang berada di Pulau Lingga. Yang artinya pelabuhan Jagoh jaraknya sudah semakin dekat. Laju kapal pun dikurangi dan secara perlahan kapal mulai bersandar di pelabuhan Jagoh, Dabo Singkep. Angka di jam tangan menunjukan angka 14.02 wib dan dengan kecepatan rata-rata kapal 51 km per jam. Continue reading

Seruntulan ke Dabo di Pulau Singkep, Lingga, Kepulauan Riau [Part 1]

Berawal dari bincang-bincang mau kemana liburan lebaran tahun 2013 yang agak sedikit jumlah harinya itu. Setelah melalui perbincangan yang sangat alot, akhirnya Dabo, Pulau Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau terpilih untuk menjadi tujuan seruntulan kali ini.

Daratan Dabo Singkep

Daratan Dabo Singkep

Sekilas Dabo

Pulau Singkep merupakan pulau paling selatan dari Kepulauan Riau yang berpusat di Dabo. Sebuah tempat yang terpencil yang akan membuat kita serasa kembali ke alam. Karena jika berada di pulau tersebut kita akan bebas dari hiruk pikuk kehidupan kota, kemacetan lalu lintas, tingkat kriminalitas yang tinggi dan lain sebagainya. Oleh karena itu merupakan tempat yang cocok untuk menghilangkan stress…

Dabo dalam Kep Riau

Dabo dalam Kep Riau

Dabosingkep sebagai ibukota kecamatan Singkep pernah dikenal sebagai “kota timah” selain Pangkal Pinang (Bangka) dan Tanjung Pandan (Belitung). Kehadiran perusahaan penambangan timah selama sejak 1812 – 1992 (direct atau indirect) telah meninggalkan infrastruktur yang sekarang menjadi aset Pemda setempat dan departemen teknis seperti bandara, pelabuhan laut, jalan raya, prasarana listrik, air minum, telekomunikasi, rumah sakit, bangunan bank, perkantoran perusahaan timah, unit-unit bangunan perumahan karyawan, dan sebagainya.

Bandara Dabo dapat didarati pesawat jenis Fokker-27, sedangkan ada dua (2) pelabuhan laut yaitu pelabuhan Jagoh dan pelabuhan Dabo yang telah mengalami renovasi dari anggaran APBN , dengan harapan dapat disinggahi oleh kapal-kapal ukuran menengah dari Jakarta, Bangka menuju Batam atau Tanjung Pinang. Sedang fasilitas komunikasi dengan kode area 0776 sudah menyediakan kontak Saluran Langsung Jarak Jauh (SLJJ).  Continue reading