SEMANGAT PAGI MAPUR……
Walaupun hari sudah pagi tapi serangga agas masih saja berkeliaran dan menghinggapi tubuh. Ternyata Agas masih mancing dan ditemani oleh dedek Landak. Puji pun terbangun dan segera cek lokasi tandon air yang ada disekitar camp area. Menurut GPS, lokasi tandon air ada di latitude 1.015892 & longitude 104.821461 yang artinya hanya berjarak 18.2 m dari tenda. Kabar buruk tak bisa disembunyikan oleh Puji. Iya, ternyata tandon tidak ada airnya alias kering karena musim kemarau panjang. Akhirnya, Puji dengan baik hati akan mengambil air ke sumur yang ada di sekolah. Jauh memang tapi mau tidak mau harus ambil air disana. Tak tau lagi lah kalau tak ada babang Puji yang nak ambek air kat prigi sekolah sane.
Sementara itu, dedek Sanah sudah menyiapkan sarapan dan berkolaborasi sama dedek Landak. Memang lah, dedek-dedek ini baik kali sama babang-babang nih. Baik kali pooooooooooooooooooon, ujar dedek-dedeknye. Selesai sarapan kami langsung menyiapkan snorkeling gear untuk nengokin terumbu karang dan ikan yang ada di perairan pantai Larang. Padahal masih jam 7.32 wib lho, mungkin bagi sebagian orang jam segitu masih kepagian untuk ber-snorkeling ria (bekarang). Bagaimana caranya menuju spot snorkeling? Naik kapal pompong lagi kah? Tidak, kami cukup dengan renang beberapa meter dari bibir pantai, kami sudah menenukan terumbu karang yang masih bagus.
Air laut memang masih terasa dingin karena matahari belum nampak betul. Air lautnya pun belum terlihat bening karena masih minimnya sinar matahari. Tapi tak ape lah, yang berkarang waaaaaay. Karena belum punya alat yang bisa ngambil gambar di dalam air, jadi hanya bisa menikmati view dengan mata saja. Selesai berkarang, Puji pun belum tiba dari ngambil air padahal waktu di jam tangan kami sudah di angka 9 lho. Survival mode on….. Berjalan ke arah pantai Belakang untuk memetik kelapa, karena disekitaran pantai Larang pohon kelapanya tidak berbuah.
Pas kali, ketika kami sedang asyik minum air kelapa eh Puji muncul dengan carrier-nya yang penuh dengan air. Ya mungkin sekitar 15 kg lah berat carrier. Selesai minum air kelapa, kami balik lagi ke pantai Larang. Setibanya di pantai Larang, dedek Sanah & dedek Landak langsung mengolah bahan makanan untuk dijadikan santapan makan siang kami. Selesai makan siang, ngupi-ngupi sambil hammocking itu seronoknyeu…
Selesai bobo siang, kami pun melanjutkan bekarang lagi dengan target mengelilingi pulau Larang dan mengambil rangeu dan kima untuk dimakan. Iyak, rangeu dan kima adalah jenis kerang yang jika diolah dengan benar bisa konsumsi dan sangat lezat. Namanya aneh yak? Iyak sih, dan informasi lengkap kima sudah ada di wikipedia lho tapi kalau rangeu sih sepertinya sebutan (mungkin) orang melayu saja,
Pengolahannya pun cukup sederhana. Rangeu hanya perlu dibakar dengan cangkang-cangkagnya kemudian dipecahkan cangkangnya untuk selanjutnya dicocol dengan saus. Atau direbus, caranya dikupas dahulu cangkangnya kemudian direbus menggunakan air laut.
Sedangkan kima agak sedikit rempong dalam pengolahannya dan menurut cerita jika pengolahannya salah kima bisa berubah dari makanan menjadi racun. Pertama, kima dibakar dahulu sampai kedua sisi cangkangnya terbuka. Kedua, keluarkan semua isi yang ada pada cangkang kima. Ketiga, ambil/potong yang hanya berwarna putih. Kemudian direbus menggunakan air laut dan yang terahkir adalah dimakan.
Untuk menghemat penggunaan air, kami membilas badan dari air laut tidak menggunakan air yang dari sumur melainkan dengan sebagain teknik survival di pantai.
Pada malam harinya kami tetap memancing untuk mengisi waktu, tetapi tidak ada ikan yang nyantol ke kail pancingan kami. Mungkin ikan sudah tau kalau di daratan sudah ada manusia yang sedang mencari ikan (hiks hiks hiks).
Good night Mapur….